Rabu, 26 September 2012

TUGAS INDIVIDU

1.      Fungsi Umum Teori Belajar
a.       Sebagai Kerangka Riset
Pengalaman saya :
Teori Classical Conditioning merupakan salah satu teori yang menginspirasi saya tentang adanya proses pengkondisian dalam sesi kehidupan. Pada awalnya saya tidak terlalu tertarik saat mempelajari teori Pavlov pada mata kuliah PUM I, tapi pada saat mencoba menerapkan teori Pavlov pada kucing saya, dan hal tersebut berhasil, saya jadi lebih semangat dalam mempelajari Psikologi, karena apa yang saya pelajari merupakan hal-hal kecil yang sering terjadi disekitar saya, dan saya sering cuek akan hal tersebut.
b.      Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi
Pengalaman saya :
Kondisi dimana saat belajar disekolah maupun di Universitas, saya terbiasa dengan mengkotak-kotakkan (mengorganisasikan) sifat guru maupun dosen. Saya akan lebih mudah belajar jika saya tahu, bagaimana kebiasaan guru/dosen, bagaimana menghadapi atau proses belajar mengajar dengan Dosen A, maupun Dosen B. Hal ini menjadikan saya mempunyai trik yang tepat menghadapi Dosen/Guru yang berbeda-beda.
c.       Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
Pengalaman saya :
Saat saya menghadiri acara wisuda teman dekat saya di Selecta Building, saya bermodalkan nekat dengan tidak memiliki undangan masuk ruang acara wisuda. Pada saat itu, saya tidak punya alasan yang tepat untuk bisa masuk keruangan wisuda. Namun, mengandalkan observasi dengan proses pencarian informasi, mengingat dan pemecahan masalah, saya bisa masuk keruangan wisuda, tanpa undangan.
d.      Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
Pengalaman saya :
Seperti halnya teori Bandura, tentang Perfomance attainment. Saya sering memandang masa depan berdasarkan pengalaman di masa lalu. Keyakinan diri saya akan kesuksesan itu bergantung pada bagaimana saya mencapai suatu prestasi di masa lalu. Pada saat saya mendapatkan nilai yang baik untuk satu mata kuliah di semester lalu, maka saya akan berusaha mati-matian untuk tetap mendapatkan nilai yang baik di semester ini. Pengalaman buruk juga terkadang menginspirasi saya, ini terbukti saat nilai saya turun sejeblok-jebloknya pada saat semester 3, itu adalah cambukan untuk diri saya, bahwa saya harus berubah, mengubah strategi belajar dan bisa menjadi lebih baik disemester selanjutnya. Dan karena keyakinan itu, saya mendapatkan sesuai dengan target yang sudah saya susun.
e.       Bertindak sebagai penjelasan kerja dari persitiwa
Pengalaman saya :
Ini berkaitan dengan pengalaman yang telah saya paparkan pada fungsi yang pertama. Ini terjadi antara saya dan kucing saya. Saya sering sekali memanggil kucing saya untuk makan dengan memukul sendok dengan piring makan. Dan si kucing akan berlari secepat mungkin kearah saya. Pada awalnya, kucing tidak terlalu peduli dengan suara dentingan sendok + piring, namun seiring waktu, setiap mau memberi makan, saya mendentingkan suara sendok dan piring, diikuti dengan pemberian makan, maka sang kucing akan reflex mendatangi saya saat ada suara dentingan piring + sendok, walaupun terkadang saya tidak bertujuan memberinya makan. Setelah mempelajari teori Ivan Pavlov, saya jadi mengerti bahwa perilaku itu bisa dibentuk dari proses belajar.
2.      Perspektif Psikologis tentang factor-faktor utama dalam belajar :
a.       Perspektif Behavioris
Teori Behavioris memandang perilaku manusia adalah hasil dari proses belajar (dapat dibentuk). Ada banyak tokoh yang mengeluarkann teori dari sudut pandang behavioristic, namun dasar dari teori mereka sama, yaitu adanya penguatan, reward, dan punishment. Hal ini sama seperti pengalaman saya dengan kucing yang sudah saya paparkan sebelumnya diatas pada point (a) dan (e). Perilaku kucing yang telah terkondisikan memberi bukti bahwa perilaku itu dapat dibentuk oleh lingkungan, dan itu merupakan proses belajar. Dan saya juga belajar dari perilaku kucing tersebut, saya menjadi lebih paham ketika teori behavioristic bukan hanya dibaca, namun sangatlah dekat dengan kehidupan sehari-hari kita.
b.      Perspektif Kognitif
Teori kognitif merupakan teori belajar yang melibatkan proses penerimaan informasi, mengingat, recall, dan problem solving. Contoh dari perspektif ini dalam pengalaman saya adalah paparan pada point (c). Pada saat saya mencoba masuk menuju lantai 5 (ruangan wisuda) di Selecta Building, saya ragu dan berpikir, bagaimana saya dapat melewati Satpam untuk menuju ruangan wisuda. Kebetulan didepan Lift, ada semacam papan pengumuman yang berisi tulisan “Lantai 5 : Wisuda, Lantai 6 : Restoran BUKA”. Pada saat membaca papan pengumuman tersebut, saya menyimpan dulu informasi tentang Restoran dilantai 6, namun itulah alibi yang sangat berguna untuk bisa masuk kedalam Lift dan menuju ruangan Wisuda Lantai 5.
c.       Perspektif Interaksionis
Menurut perspektif interaksionis, proses belajar dipengaruhi oleh model dan factor lingkungan dan personal terhadap perilaku. Ini sesuai contoh pada point (d). Dimana saya akan cenderung belajar dari pengalaman masa lalu, dan mengamati pengalaman sukses orang lain. Dan ini akan membuat keyakinan diri saya untuk lebih sukses menjadi lebih besar (semakin termotivasi).
d.      Teori Perkembangan Interaksionis
Teori perkembangan interaksionis adalah teori tentang symbol-simbol budaya yang mempengaruhi proses belajar individu. Dan ini yang terjadi pada saya saat pertama kali menginjakkan kaki di Medan untuk kuliah. Pepatahnya “Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung” merupakan hal tepat untuk saya. Karena proses belajar dan beradaptasi dari satu budaya ke budaya lain bukanlah hal yang mudah. Dan proses yang untuk bisa hidup mandiri, jauh dari orang tua juga merupakan hal yang sangat sulit bagi saya. Namun, dari hal tersebut saya belajar dengan mencoba berinteraksi dengan lingkungan yang saya tempati saat ini. Menncoba untuk memahami budaya setempat agar dapat survive dilingkungan yang baru.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates