Senin, 26 Maret 2012

FENOMENA PENDIDIKAN ABAD 21 DIKAITKAN DENGAN PAEDAGOGI PRAKTIS

Tugas Kelompok, 26 Maret 2012
Fauziah Nami Nasution (10-016)
Sri Rizki Amanda (10-017)


      Paedagogi adalah seni mengajar pada anak-anak. Paedagogi tidak sekedar harus dipahami, melainkan juga bagaimana cara mengaplikasikannya. Pemikiran inilah yang kemudian melahirkan apa yang disebut dengan paedagogi praktis. Paedagogi praktis adalah pengaplikasian dari teori-teori paedagogi, contohnya ketika seorang guru mengajar dalam kelas (paedagogi praktis), guru harus tahu teori-teori/cara-cara mengajar yang baik dan benar, agar siswa termotivasi untuk belajar (paedagogi ilmiah/teoritis). 
Fenomena cara mengajar guru saat ini berbanding terbaalik dengan teori-teori paedagogi yang ada.. dimana guru tidak lagi memperhatikan cara mengajar yang baik melainkan hanya sekedar mentransfer materi yang ada di buku. Hal lainnya yang mengejutkan adalah guru banyak menerima hadiah dari murid dengan pamrih. Artinya dengan adanya hadiah tersebut guru membalas dengan memberikan nilai yang baik tanpa memperdulikan apakah murid tersebut benar-benar layak atau tidak mendapatkan nilai tersebut. Masih banyak fenomena lain yang terjadi dilingkungan pendidikan sekarang, banyak cara mudah mendapatkan nilai tinggi tanpa harus belajar. Seperti, murid yang memiliki orang tua disekolah yang sama (orangtuanya guru), bisa mendapatkan nilai tinggi dengan mudah karena ada orangtua yang berpengaruh disekolahnya.
Hal diatas tidak mencerminkan pengaplikasian paedagogi yang sebenarnya. Seperti yang kita ketahui bersama, paedagogi menuntut guru untuk memiliki wawasan luan, improvisasi dalam kelas, strategi belajar yang benar dan dapat menginspirasi siswa agar temotivasi untuk terus belajar. Tetapi hal ini tidak bisa digeneralisasikan, karena tidak semua guru/pendidik melakukan hal tersut. Ada beberapa guru juga yang benar-benar mengaplikasikan teori paedagogi.
Jadi seharusnya para pendidik lebih memperhatikan prinsip-prinsip paedagogis yang sebenarnya, dan benar-benar mengaplikasikannya (tidak hanya sekedar tahu).

Sabtu, 24 Maret 2012

Paedagogi Praktis Abad 21

Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, paedagogi termasuk dalam kategori “pengetahuan pedagogis formal” dan “pengetahuan pedagogis vernakular” (Mcnamara, 1991 dalam Sudarwan Danim, 2010). Paedagogi formal bermakna paedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan paedagogi vernacular merupakan kata lain dari paedagogi praktis. Paedagogi formal/ilmiah merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori paedagogi yang efektif melalui penelitianyang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari paedagogi vernacular atau paedagogi praktis. Paedagogi formal didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empiric selama proses mengajar dan belajar (Moore, 2000).
Menurut Carpenter (2001) ada 2 fungsi penelitian paedagogis. Pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran. Temuannya pada dasarnya bersiffat nonlinear. Kedua, untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan pertama melahirkan paedagogi teoritis dan tujuan kedua melahirkan paedagogi praktis. Hasil penelitian dari universitas, lembaga penelitian, peneliti perorangan, dan bahkan pengalaman praktis guru serta refleksi atas paedagogi effektif merupakan sumber kemjuan paedagogi ilmiah.
Konten paedagogi mengacu pada keterampilan paedagogis (pengajaran) yang guru gunakan untuk menanamkan pengetahuan khusus atau isi kurikulum kepada siswa. Guru yang efektif menampilkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakana lingkungan belajar di mana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi. Kombinasi yang kompleks antara keterampilan dan kemampuan yang terintegrasi dalam standar pengajaran professional yang juga mencakup pengetahuan penting, kecenderungan, dan komitmen yang memungkinkan pendidik untuk berlatih pad tingkat tinggi.
Kegagalan banyak Negara mendanai pengembangan professional sebagian disebabkan karena mengabaikan paedagogi. Pengabaian pada paedagogi juga telah menyebabkan banyak sekolah menderita penyakit screensaver dan hanya menemukan sedikit keuntungan atas investasi teknologi baru untuk keperluan pengajaran dan pembelajaran. Serangkaian laporan telah mengidentifikasi kekurangan yang parah ddari pengembangan professional guru sebagai penyebab utama hasil yang mengecewakan atas aplikasi teknologi dan pelatihan perangkat lunak dengan mengabaikan paedagogi. Meskipun pendanaan Negara untuk teknologi yang berhubungan dengan pengembangan staff masih rendah, guru-guru diseluruh negeri mengatakan bahwa adalah tepat apa yang mereka butuhkan.


Oleh : Sri Rizki Amanda (10-017)
Sumber : Danim, Sudarwan & Khairil. 2010. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

Testimony Kuliah Paedagogi Online

       Hhmmm.. sungguh menyenangkan kuliah paedagogi kali ini. Kuliah yang dilakukan secara online, dipandu oleh bu Dina melalui akun facebook pada hari Senin, 19 Maret 2012. Ini merupakan kali kedua bagi saya untuk merasakan sensasi kuliah secara online. Dan bagi saya kuliah online kali ini terasa berbeda dan lebih efisien. Lebih dapat ilmunya apalagi dukungan modem yang Alhamdulillah lancar, hingga dapat menikmati setiap proses kuliah online. Pertama, sempat sedikit bingung apa yang harus ditulis ketika diminta oleh Bu Dina untuk menjelaskan tentang kaitan materi kuliah dengan suuatu website yang berhubungan dengan E-learning. Namun, ada suatu kata bijak yang menggugah hati saya, “kita gag akan tau gimana hasilnya kalau kita gag mencoba”. Nah, dari kata tersebut saya memberanikan diri untuk mengeluarkan pendapat saya, walau sedikit takut nantinya tulisan saya malah terlihat konyol. Malu doong dibaca juga sama kawan2 yang lain…
Ternyata ee ternyata saya salah, malah pendapat saya diterima baik oleh temen2 dan diacungi jempol oleh Bu Dina (kalau di Facebook, Like this yooo). Ini membuat saya merasa senang, usaha saya untuk memberikan pendapat sebaik mungkin membuahkan hasil yang cukup baik. Inilah salah satu alasan mengapa saya menyukai kuliah online, mahasiswa dapat dengan bebas memberikan pendapat akan suatu fenomena, yah tentunya pendapat yan berbobot juga.. hhhmmm… semoga kedepan bisa lebih baik dari sebelumnya, karena perjalanan akan terus berproses.
S.E.M.A.N.G.A.T!!!!!!

Minggu, 18 Maret 2012

Kaitan Paedagogi dan Paradigma Belajar

                Hai pembaca sekalian…!!!! Jumpa lagi dengan saya, dalam tema masii tentang Paedagogi, tapi kalii ini materi nyah berbeda looh.. gag Cuma membahas apa sich paedagogi itu, tapi juga membahas tentag kaitannya dengan Paradigma Belajar.. hhmmm menarik bukan?? Semoga ini bisa menambah pengetahuan kamu-kamu semuaa…!!!
Okeh, selamat membaca…..!!!!
                Seperti yang uda kita ketahui, paedagogi adalah suatu ilmu yang membahas tentang pendidikan yang diberikan kepada anak. Nah, memberi pendidikan pada seorang anak itu berbeda dengan pemberian pendidikan pada orang dewasa. Orang dewasa dapat lebih mandiri dan tidak sepenuhnya harus dituntun oleh guru. Sedangkan anak haruslah guru yang sepenuhnya memegang kendali dalam proses belajar. Dan tentunya seorang guru haruslah mempunyai kemampuan mengajar yang unggul. Kegiatan mengajar yang unggul dipandang sebagai proses akademik dimana siswa termotivasi belajar secara berkelanjutan, substansial, dan positif terutama berkaitan dengan bagaimana mereka berpikir, bertindak, dan merasa. Keunggulan ini juga bermakna suatu proses yang mengangkat motivasi belajar siswa ke tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan efek mengajar biasa. Kegiatan mengajar semacam ini mengispirasi siwa untuk terus belajar, selayaknya orang terhipnotis karena inspirasi dari gurunya. Seorang guru yang sangat baik dipandang sebagai salah satu energy yang memberikan kontribusi positif yang luar biasa terhadap terciptanya suasan belajar siswa , termasuk membangkitkan minat mereka.
                Setiap strategi guru didasari pada paradigm yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal yang penting dipahami saat ini, bahwa strategi tumbuh dari paradigm yang berbeda. Asumsi yang mendasarinya adalah, bahwa pembelajaran yang lebih ketika guru mulai mendapatkan pemahaman yang prima tentang bagaiamana kegiatan belajar terjadi. Guru akan menjadi lebih efektif bila dia secara sadar memilikih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi, dan ahli dalalm menggunakan strategi itu. Berikut lima strategi mengajar.
Strategi 1: Pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan dengan tujuan yang jelas, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, dan memperkuat setiap kemajuan.
Strategi 2: Ceramah dan menjelaskan, yaitu menyajikan informasi dengan cara yang dapat dipahami, mudah diproses dan diingat.
Strategi 3: Mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan berpikir, pemecahan masalah, dan kreativitas melalui penyelidikan dan penemuan.
Strategi 4: Kelompok dan tim, yaitu berbagai informasi, bekerja secara kooperatif pada pembelajaran proyek, serta mengeksplorasi sikap, pendapat, dan keyakinan melalui proses kelompok.
Strattegi 5: Pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa untuk merefleksikan pembelajaran yang terjadi di lingkungan kerja, magang, studi swasta, atau kegiatan di luar ruangan.
Kelima strategi tersebut menyediakan kerangka kerja konseptual yang berguna untuk mengorganisasi kegiatan pembelajaran. Kelimanya dapat digunakan denga materi pelajaran dalam pengaturan apapu dan di setiap kelompok usia siswa, bahkan juga siswa perguruan tinggi.

Senin, 05 Maret 2012

Seni dan Ilmu Mengajar….


Mengajar merupakan seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu (Sudarwan, 2010). Belajar tidak semata dari buku atau didapatkan dari sekolah atau perguruan tinggi.. Kita bisa belajar dari mana saja, dimana saja dan kapan saja, bahkan dari siapa saja.. yang penting adalah kemauan untuk belajar dan berani mencoba hal-hal yang baruu…
Testimony ku hari ini pada pertemuan kedua mata kuliah Psikologi Pendidikan adalah salah satu bentuk pembelajaran baru yang aku temui.. di kelas kami belajar menggunakan e-learning menggunakan www.editgrid.com walau belum sepenuhnya berhasil sii.. tapii kami semangat mencobanya..

         Seni dalam mengajar merupakan cara yang guru lakukan untuk menyalurkan berbagai pengetahuan yang melibatkan intuisi, improvisasi dan ekspresi. Guru punya seribu cara untuk membuat siswanya merasa nyaman ketika proses belajar mengajar, apalagi adanya perbedaan individu yang mengharuskan seorang staf pengajar haru menghargai dan menerima perbedaan tersebut.. cara belajar anak-anak berbeda dengan cara belajar orang dewasa. Seorang anak akan mau belajar jika dibimbing dan dituntun oleh gurunya, dimana bagii seorang anak, guru merupakan figure otoritas yang tak pernah salah, bahkan dalam kehidupan sehari-hari, seorang anak lebih mendengar nasihat gurunya ketimbang orangtuanya sendiri. Sedangkan orang dewasa menempatkan guru sebagai figure yang memberikan pengarahan dan fasilitator dalam proses belajar mengajar, orang dewasa tidak perlu dituntun untuk belajar, model pembelajaran orang dewasa menggunakan metode “Trial  and error”. Disinilah letak seni mengajar bagi seorang guru. Menghadapi anak didik yang duduk di Sekolah Dasar itu berbeda dengan anak didik yang duduk di Perguruan Tinggi.
     Seperti apa guru yang cerdas itu? Guru yang cerdas atau jenius (brilliant teacher) pada intinya mencerminkan keterpelajaran, integritas pribadi, dan kemampuan berkomunikasi dengan siswa. Keterpelajaran adalah secara konsisten taat asas pada etika pengetahuan dan norma-norma kebiasaan berpikir. Seorang guru yang efektif menginspirasi dan memprovokasi dengan baik murid-muridnya. Guru professional memegang kebiasaan berpikir, tidak bertahan pada cara-cara tradisional dan hanya memegang kaidah-kaidah berpikir vertical tanpa membangun alternative. Inilah yang saya rasakan di mata kuliah Paedagogi. Cara pembelajaran yang dibawakan oleh dosen pengampu memberikan inovasi baru dengan uji coba e-learning, yang selama ini hanyalah say abaca di buku/novel tanpa dipraktikkan.

Oleh : Sri Rizki Amanda (10-017)

Sumber : Danim, Sudarwan & Khairil. 2010. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

Template by:

Free Blog Templates