Teacher-Centered adalah pembelajaran dikelas yang perencanaan dan instruksi berpusat pada guru. Dalam metode ini seorang pengajar (baik guru maupun dosen) sangatlah berperan dalam memberikan bahan ajar untuk murid-muridnya. Ada tiga alat umum disekolah untuk melaksanakan teacher-centered, yaitu menciptakan sasaran behavioral (perilaku), menganalisis tugas, dan menyusun taksonomi intruksional. Pada intinya, metode pembelajaran teacher-centered ini menuntut seorang guru yang profesional untuk memberikan pengajaran secara ekstra. Secara ekstra bukan berarti seorang guru itu harus mengajar 24 jam. Namun diartikan bahwa gurulah yang lebih berperan untuk kelancaran proses belajar mengajar dalam kelas. Instruksi langsung (direct instruction) adalah pendekatan teacher-centered yang terstruktur yang dicirikan oleh arahan dan kontrol guru, ekspektasi guru yang tinggi atas kemajuan murid, maksimalisasi waktu yang dihabiskan murid untuk tugas-tugas akademik, dan usaha oleh guru untuk meminimalkan pengaruh negatif terhadap murid (Joyce & Weil, 1996). Banyak strategi teacher-centered merefleksikan instruksi langsung. Dimana guru mengorientasikan murid pada materi baru, mengajar, menjelaskan dan mendemonstrasikan, menanyakan dan diskusi, penguasaan pembelajaran, tugas dikelas, dan pekerjaan rumah. Pendekatan teacher-centered mendapat banyak kritikan. Instruksi dengan model ini sering menghasilkan pembelajaran yang pasif dan tidak memberi kesempatan yang cukup kepada murid untuk mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman. Metode ini juga dipandang mengahsilkan kelas yang terlalu kaku dan terstruktur ketat, kurang memerhartikan perkembangan sosioemosional, lebih menjurus ke pemberian motivasi dari luar ketimbang menumbuhkan motivasi dari dalam, terlalu banyak memberikan tugas tertulis, hanya sedikit memberi kesempatan untuk pembellajran dunia nyata, dan terlalu sedikit pembelajaran kolaborasi dalam kelompok.
Learner-Centered adalah instruksi dan perencanaan kelas yang menekankan pembelajaran dan pelajar yang aktif dan reflektif. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid (McCombs, 2001 ; McCombs & Quiat, 2001). Prinsip learner-centered mengandung implikasi penting bagi cara guru merancang dan mengajar, karena prinsip-prinsip tersebut didasarkan pada riset tentang cara belajar paling efektif bagi murid. Dimana dalam prinsip pembelajaran learner-centered muridlah yang dituntut untuk berperan aktif dalam pembelajran dikelas. Guru hanya sebagai fasilitator yang bertugas mengarahkan murid, selebihnya murid yang melakukan pembelajaran sendiri, memahami dan menemukan pengetahuan secara mandiri. Pendekatan learner-centered untuk perencanaan dan instruksi pelajaran memberikan banyak hal positif. Prinsip tersebut mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkontruksi ppemahaman mereka, menetukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran mereka, memecahkan problem dunia nyat, mengembangkan rasa percaya diri yang positif dan mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang yang berbeda latar belakang), mengevaluasi preferensi mereka, dan memenuhi standar.
Sumber : Santrock, John W. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Edisi Kedua, Cetakan Ke-3. Jakarta:Kencana
By : sRi Rizki AmANda
1 komentar:
siip sekali
Posting Komentar