Kamis, 20 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER PSIKOLOGI BELAJAR


Tema

Berkaitan dengan perbandingan penugasan pada mata kuliah Psikologi Belajar dengan mata kuliah lain pada semester ini (semester 5)

The last task of learning of psychologist…

            Psikologi .. Merupakan salah satu fakultas yang terkenal dengan text books yang secara keseluruhan isinya menggunakan bahasa inggris. Fakultas dengan metode pembelajaran model learning centered, yaitu presentasi. Yup, presentasi adalah hal yang sudah lumrah di kampus ungu tercinta. Hal yang paling biasa jikalau diawal masa-masa kuliah, mahasiswa Psikologi akan disibukkan dengan pembuatan review perchapter, dimana mahasiswa akan dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa mengambil langkah cepat namun terkadang kurang tepat yaitu minta tolong mbah “Google” untuk menerjemahkan isi dari text books. Dan disinilah saya sekarang. Ingin berbagi perihal pembelajaran dan penugasan di Fakultas Psikologi.

            Setiap metode pembelajaran, tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan. Tidak ada desain pembelajaran yang benar-benar menguntungkan mahasiswa ataupun menyulitkan baik bagi dosen dan mahasiswa (begitulah kira-kira). Sinkron dengan teori Gagne dalam buku Learning and Instruction, hal. 196, bahwasanya ada  asumsi tentang desain pembelajaran, yaitu : (1) pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual, yang mengindikasikan bahwa meskipun siswa sering dikelompokkan untuk proses pembelajaran, namun belajar terjadi di dalam diri individual; (2) pembuatan rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek harus dimasukkan dalam desain pembelajaran, dimana pengajar membuat/merancang pembelajaran harian, namun pembelajaran itu harus berada dalam segmen yang lebih luas dan saling berkaitan satu sama lain; (3) perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekadar memberikan lingkungan yang mengasuh, yaitu pembelajaran harus dirancang sesistematis mungkin, karena pembelajaran yang tidak terorganisir akan melahirkan orang dewasa yang tidak berkompeten; (4) pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan system, pendekatan system merupakan pemilihan komponen yang terorganisasi dan sekuensial dengan menggunakan informasi, data, dan prinsip sebagai masukan untuk setiap tahapan perencanaan; dan (5) desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar.

            Berkaitan dengan paparan teori diatas, metode pembelajaran yang ada di Fakultas Psikologi telah menerapkan desain pembelajaran Gagne. Pada semester ini, saya mengambil 9 mata kuliah, dengan 21 sks, yaitu: Psikologi Abnormal, Konstruksi Alat Ukur, Inventory Kepribadian, Perilaku Sosial Menyimpang, Psikologi Belajar, Ergonomi, Pendidikan Anak Bekebutuhan Khusus, Tes Intelegensi Minat Bakat, dan Psikologi Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Seperti pada semester-semester sebelumnya, metode pembelajaran di Fakultas Psikologi tidaklah terlepas dari metode presentasi, hal yang bisa dikatakan pembelajaran dari mahasiswa untuk mahasiswa. Namun tidak seluruhnya mata kuliah disemester ini, menerapkan metode presentasi oleh mahasiswa. Seperti mata kuliah Perilaku Sosial Menyimpang, metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen adalah metode ceramah, yang akan ditutup dengan diskusi dalam kelompok kecil untuk membahas berbagai kasus yang berhubungan dengan materi pada hari itu. Selain itu, untuk beberapa mata kuliah lain, metode presentasi-lah yang digunakan dalam kelas. Disatu sisi, menurut saya hal ini menguntungkan bagi mahasiswa. Mengapa? Text books yang digunakan adalah text books berbahasa inggris, saat metode presentasi dilaksanakan, setiap kelompok presentasi tentunya akan membuat makalah, yang secara tidak langsung akan menerjemahkan salah satu chapter dari text books, dan ini digunakan mahasiswa sebagai bahan bacaan pada saat ujian nantinya, tanpa harus membaca text books. Namun disatu sisi, merugikan mahasiswa saat kelompok presentasi tidak pandai untuk menyampaikan materi, sehingga mahasiswa harus belajar mandiri, dan jika dosen tidak menjelaskan lagi, materi yang harusnya telah disampaikan tidak akan dapat tersampaikan dan dipahami oleh mahasiswa.

            Beberapa masalah diatas, sudah sering terjadi pada beberapa mata kuliah di beberapa sesi pertemuan. Seperti pada mata kuliah Ergonomi. Pernah ketika presentasi, presenter sendiri kurang memahami materi, sehingga terkesan mengambang, dan dosen tidak menjelaskan kembali atau tidak meluruskan permasalahan dari materi tersebut. Dan ini sangatlah tidak efektif. Untuk mata kuliah lain seperti mata kuliah Psikologi Abnormal, saya merasa metode presentasi cukup efektif digunakan, walaupun terkadang ada beberapa presenter yang kurang memahami materi, namun dosen cukup terperinci menjelaskan kembali materi tersebut, dan memberikan penjelasan penggunaan buku DSM-IV TR dengan baik, sehingga mudah untuk memahami materi saat mendiagnosa suatu gangguan.

            Psikologi Belajar juga salah satu mata kuliah yang saya jalani di semester ini. Mata kuliah ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam metode pembelajaran. Jika pada mata kuliah lain identik dengan metode pengembangan soft skills yaitu presentasi, maka pada mata kuliah psikologi Belajar, metode pembelajaran tidak hanya pengembangan soft skills, namun hard skills, yang sangat aplikatif sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Seperti penerapan teori kognitif-sosial yang dikemukakan oleh Bandura, jika dikaitkan dengan salah satu penugasan dalam mata kuliah ini, misalnya observasi ke SMK, mahasiswa dituntut untuk melakukan observasi di sekolah, kemudian menganalisis data observasi menggunakan salah satu tabel yang ada pada chapter teori Gagne. Proses melaksanakan tugas ini sinkron dengan teori Bandura, yaitu “kesadaran fungsional melibatkan pengaksesan dan pemrosesan informasi secara sadar untuk memilih, mengonstruksi, dan mengevaluasi jalannya tindakan”. Dimana hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tabel yang sesuai untuk panduan pengambilan data observasi, kemudian setelah data terkumpul, mengkonstruksi data dengan menganalisa sesuai teori yang ada, sehingga menghasilkan suatu laporan yang kemudian dievaluasi dan didapatkan suatu kesimpulan. Jadi, mahasiswa tidak hanya membaca buku, dan menghafal seluruh teori yang ada dibuku, tapi mahasiswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan aplikatif terhadap teori-teori yang ada. Tidak hanya belajar, sekedar pandai menghafal dan menuangkan seluruh isi hafalan dikertas ujian.

            Selain itu, perbedaan metode pembelajaran psikologi belajar dengan mata kuliah yang lain terletak pada cara penilaian pada tugas. Jika mata kuliah lain memiliki patokan seperti15% Kuis, 10% Tugas, namun pada mata kuliah Psikologi Belajar, penilaian itu tergantung dari bagaimana investasi mahasiswa dalam pengerjaan setiap tugas yang diberikan dosen. Tidak terpatok pada bagaimana mahasiswa menjawab kuis untuk mengetahui bahwa mahasiswa mengerti materi yang telah diajarkan. Dan uniknya, investasi tugas pada mata kuliah Psikologi Belajar itu secara keseluruhan di posting di blog, tidak ada hard copy atau soft copy yang dikumpul kepada dosen, tapi ditampilkan di blog masing-masing mahasiswa. Yang nantinya akan di cek satu persatu oleh dosen pengampu, dan dosen dapat mengetahui kapan waktu mahasiswa mempostingkan tugasnya, sesuai atau tidak dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadi, secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk modern, dengan menggunakan fasilitas canggih yaitu internet, yang tidak hanya digunakan untuk keperluan jejaring sosial, tapi digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan berbau pendidikan. Pembelajaran ini disebut dengan metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai bahan ajar selain dari text book yang telah ada.

            Jadi, banyak metode pembelajaran yang berbeda secara signifikan antara Psikologi Belajar dengan mata kuliah yang lain. Baik dalam hal metode maupun cara pengumpulan tugas. Yang tentunya, setiap metode itu baik, tergantung bagaimana mahasiswa mampu mengambil manfaat dari setiap proses pembelajaran yang ada, tidak hanya mengharapkan informasi dari dosen pada saat kuliah berlangsung, tapi bagaimana kemauan dan motivasi mahasiswa itu sendiri. Dengan bervariasinya metode pembelajaran yang berlangsung, memberikan ilmu dan pengetahuan yang berbeda-beda pula, sehingga menambah wawasan mahasiswa, dan tentunya bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berguna tidak hanya pada saat kuliah, namun hingga waktu dimasa yang akan datang.
            
Sumber :
Gredler, Margaret E. 2011. Learning ang Instruction: Teori dan Aplikasi Ed. 6. Jakarta: Kencana

Minggu, 16 Desember 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER


Tema

Berkaitan dengan perbandingan penugasan pada mata kuliah Psikologi Belajar dengan mata kuliah lain pada semester ini (semester 5)

The last task of learning of psychology…

            Psikologi .. salah satu fakultas yang terkenal dengan text books yang secara keseluruhan isinya menggunakan bahasa inggris. Fakultas dengan metode pembelajaran model Learning centered, yaitu presentasi. Yup, presentasi adalah hal yang sudah lumrah di kampus ungu tercinta. Hal yang paling biasa jikalau diawal masa-masa kuliah, mahasiswa psikologi akan disibukkan dengan pembuatan review perchapter, mahasiswa dibagi dalam beberapa kelompok kecil untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen. Mahasiswa mengambil langkah cepat namun terkadang kurang tepat yaitu minta tolong mbah Google untuk menerjemahkan isi dari text books. Dan disinilah saya sekarang. Ingin berbagi perihal pembelajaran dan penugasan di fakultas psikologi.

            Setiap metode pembelajaran, tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan. Tidak ada desain pembelajaran yang benar-benar menguntungkan mahasiswa ataupun menyulitkan dosen (begitulah kira-kira). Sinkron dengan teori Gagne dalam buku Learning and Instruction, hal. 196, bahwasanya ada  asumsi tentang desain pembelajaran, yaitu : (1) pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi belajar siswa individual, yang mengindikasikan bahwa meskipun siswa sering dikelompokkan untuk proses pembelajaran, namun belajar terjadi di dalam diri individual; (2) pembuatan rencana baik jangka panjang maupun jangka pendek harus dimasukkan dalam desain pembelajaran, dimana pengajar membuat/merancang pembelajaran harian, namun pembelajaran itu harus berada dalam segmen yang lebih luas dan saling berkaitan satu sama lain; (3) perencanaan pembelajaran tidak boleh sembarangan atau sekadar memberikan lingkungan yang mengasuh, yaitu pembelajaran harus dirancang sesistematis mungkin, karena pembelajaran yang tidak terorganisir akan melahirkan orang dewasa yang tidak berkompeten; (4) pembelajaran harus didesain menggunakan pendekatan system, pendekatan system merupakan pemilihan komponen yang terorganisasi dan sekuensial dengan menggunakan informasi, data, dan prinsip sebagai masukan untuk setiap tahapan perencanaan; dan (5) desain pembelajaran harus didasarkan pada cara manusia belajar.

            Berkaitan dengan paparan teori diatas, metode pembelajaran yang ada di Fakultas Psikologi telah menerapkan desain pembelajaran Gagne. Pada semester ini, saya mengambil 9 mata kuliah, dengan 21 sks, yaitu: Psikologi Abnormal, Konstruksi Alat Ukur, Inventory Kepribadian, Perilaku Sosial Menyimpang, Psikologi Belajar, Ergonomi, Pendidikan Anak Bekebutuhan Khusus, Tes Intelegensi Minat Bakat, dan Psikologi Pengembangan Sumber Daya Manusia. Seperti pada semester-semester sebelumnya, metode pembelajaran di Fakultas Psikologi tidaklah terlepas dari metode presentasi, hal yang bisa dikatakan pembelajaran dari mahasiswa untuk mahasiswa. Namun tidak seluruhnya mata kuliah disemester ini, melakukan presentasi oleh mahasiswa. Seperti mata kuliah Perilaku Sosial Menyimpang, metode pembelajaran yang digunakan oleh dosen adalah metode ceramah, yang akan ditutup dengan diskusi berbagai kasus yang berhubungan dengan materi pada hari itu. Selain itu, untuk beberapa mata kuliah lain, metode presentasi-lah yang digunakan dalam kelas. Disatu sisi, menurut saya hal ini menguntungkan bagi mahasiswa. Mengapa? Text books yang digunakan adalah text book berbahasa inggris, saat metode presentasi dilaksanakan, setiap kelompok presentasi tentunya akan membuat makalah, yang secara tidak langsung akan menerjemahkan salah satu chapter dari text books, dan ini digunakan mahasiswa sebagai bahan bacaan pada saat ujian nantinya, tanpa harus membaca text books. Namun disatu sisi, merugikan mahasiswa saat kelompok presentasi tidak pandai untuk menyampaikan materi, sehingga mahasiswa harus belajar mandiri, dan jika dosen tidak menjelaskan lagi, materi yang harusnya telah disampaikan tidak akan dapat tersampaikan dan dipahami oleh mahasiswa.

            Beberapa masalah diatas, sudah sering terjadi pada beberapa mata kuliah di beberapa sesi pertemuan. Seperti pada mata kuliah Ergonomi. Pernah ketika presentasi, presenter sendiri kurang memahami materi, sehingga terkesan mengambang, dan dosen tidak menjelaskan kembali atau tidak meluruskan permasalahan dari materi tersebut. Dan ini sangatlah tidak efektif. Untuk mata kuliah lain seperti mata kuliah Psikologi Abnormal, saya merasa metode presentasi cukup efektif digunakan, walaupun terkadang ada beberapa presenter yang kurang memahami materi, namun dosen cukup terperinci menjelaskan kembali materi tersebut, dan memberikan penjelasan penggunaan buku DSM-IV TR dengan baik, sehingga mudah untuk memahami materi saat mendiagnosa suatu gangguan.

            Psikologi belajar juga salah satu mata kuliah yang saya jalani di semester ini. Mata kuliah ini memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam metode pembelajaran. Jika pada mata kuliah lain identik dengan metode pengembangan soft skills yaitu presentasi, maka pada mata kuliah psikologi Belajar, metode pembelajaran tidak hanya pengembangan soft skills, namun hard skills, yang sangat aplikatif sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Seperti penerapan teori kognitif-sosial yang dikemukakan oleh Bandura, jika dikaitkan dengan salah satu tugas observasi ke SMK, mahasiswa diharuskan untuk melakukan observasi di sekolah, kemudian menganalisis data observasi menggunakan salah satu tabel yang ada pada chapter teori Gagne. Proses melaksanakan tugas ini sesuai dengan teori Bandura, yaitu “kesadaran fungsional melibatkan pengaksesan dan pemrosesan informasi secara sadar untuk memilih, mengonstruksi, dan mengevaluasi jalannya tindakan”. Dimana hal pertama yang harus dilakukan adalah memilih tabel yang sesuai untuk panduan pengambilan data observasi, kemudian setelah data terkumpul, mengkonstruksi data dengan menganalisa sesuai teori yang ada, sehingga menghasilkan suatu laporan yang kemudian dievaluasi dan didapatkan suatu kesimpulan. Jadi, mahasiswa tidak hanya membaca buku, dan menghafal seluruh teori yang ada dibuku, tapi mahasiswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan aplikatif terhadap teori-teori yang ada. Tidak hanya belajar, sekedar pandai menghafal dan menuangkan seluruh isi hafalan dikertas ujian.

            Selain itu, perbedaan metode pembelajaran psikologi belajar dengan mata kuliah yang lain terletak pada cara penilaian pada tugas. Jika mata kuliah lain memiliki patokan seperti15% Kuis, 10% Tugas, namun pada mata kuliah Psikologi Belajar, penilaian itu tergantung dari bagaimana investasi mahasiswa dalam pengerjaan setiap tugas yang diberikan dosen. Tidak terpatok pada bagaimana mahasiswa menjawab kuis untuk mengetahui bahwa mahasiswa mengerti materi yang telah diajarkan. Dan uniknya, investasi tugas pada mata kuliah Psikologi Belajar itu secara keseluruhan di posting di blog, tidak ada hard copy atau soft copy yang dikumpul kepada dosen, tapi ditampilkan di blog masing-masing mahasiswa. Yang nantinya akan di cek satu persatu oleh dosen pengampu, dan dosen dapat mengetahui kapan waktu mahasiswa mempostingkan tugasnya, sesuai atau tidak dengan jadwal yang telah ditentukan. Jadi, secara tidak langsung mahasiswa dituntut untuk modern, dengan menggunakan fasilitas canggih yaitu internet, yang tidak hanya digunakan untuk keperluan jejaring sosial, tapi digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan berbau pendidikan. Pembelajaran ini disebut dengan metode e-learning, yaitu metode pembelajaran yang memanfaatkan internet sebagai bahan ajar selain dari text book yang telah ada.

            Jadi, banyak metode pembelajaran yang berbeda secara signifikan antara Psikologi Belajar dengan mata kuliah yang lain. Baik dalam hal metode maupun cara pengumpulan tugas. Yang tentunya, setiap metode itu baik, tergantung bagaimana mahasiswa mampu mengambil manfaat dari setiap proses pembelajaran yang ada, tidak hanya mengharapkan informasi dari dosen pada saat kuliah berlangsung, tapi bagaimana kemauan dan motivasi mahasiswa itu sendiri. Dengan bervariasinya metode pembelajaran yang berlangsung, memberikan ilmu dan pengetahuan yang berbeda-beda pula, sehingga menambah wawasan mahasiswa, dan tentunya bermanfaat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Berguna tidak hanya pada saat kuliah, namun hingga waktu dimasa yang akan datang.

Jumat, 07 Desember 2012

Laporan Hasil Observasi pada SMK Tritech Informatika Medan


Nama                                       : SRI RIZKI AMANDA
NIM                                        : 101301017
Kelas yang diobservasi             : X-TKJ1 Reguler
Mata Pelajaran                        : Instalasi Sistem Operasi Dasar
Pengajar                                  : Pak Elga
Waktu Observasi                     : 5 Desember 2012, pukul 12.00 – 12.30 WIB
Durasi                                      : 30 Menit
Jumlah Siswa dalam Kelas        : 25 Orang
Media Pembelajaran yang digunakan oleh :
Guru        : PC Laptop, layar Televisi LCD 29 inch untuk menyajikan materi dari Laptop
Siswa       : PC Laptop (pada saat observasi tidak semua siswa membawa PC Laptop, hanya ada kurang lebih delapan PC Laptop)
Situasi Fisik Kelas       :
Ruang kelas dilengkapi dengan sebuah TV LCD berukuran 29 inch, yang digunakan sebagai media pembelajaran; sebuah kipas angin meja dengan ukuran sedang, cukup proporsional dengan ruang kelas yang berukuran sekitar 3,5 x 6 meter; ada ventilasi udara disudut kiri atas kelas; satu AC (namun dalam keadaan mati); sebuah papan tulis white board; ada 4 lampu pijar untuk menerangi ruangan (dalam keadaan mati); sebuah lemari kaca disudut kiri ruangan (dipandang dari posisi duduk observer); kelas juga dilengkapi dua buah stop kontak di kiri kanan papan tulis; model tempat duduk siswa adalah 5x5. Selain itu, salah satu sisi dinding kelas disebelah kanan observer berupa kaca, yang membuat pencahayaan diruang kelas cukup baik pada siang hari.
Alat Observasi     : Alat Tulis, Kamera Digital, Note Book/Catatan Kecil


Data Observasi

Saat observasi saya menggunakan panduan Tabel 5.7, halaman 199, Buku Learning and Instruction – Gredler. Tabel ini merincikan tentang ringkasan Sembilan tahapan belajar, yaitu : (1) Mengarahkan perhatian; (2) Harapan/Ekspektasi; (3) Pengambilan kembali (informasi yang relevan dan/atau keterampilan) untuk dibawa ke ingatan kerja; (4) Persepsi selektif terhadap ciri stimulus; (5) Pengkodean semantic; (6) Pengambilan kembali dan respons; (7) Penguatan; (8) Pengambilan petunjuk; dan (9) Generalisasi. Berikut data observasinya :

Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Persiapan Belajar
1.     Mengarahkan Perhatian

2.     Ekspektasi





 
 
 3.     Retrieval (pengambilan informasi dan/atau keterampilan yang relevan) untuk dimasukkan ke ingatan kerja
Guru bertanya pada siswa siapa saja yang membawa laptop

Ketika siswa telah menunjukkan hanya beberapa orang yang membawa laptop, guru mengatakan bahwa pada hari itu mereka akan melanjutkan pelajaran minggu lalu tentang cara menginstal windows, dan bagi yang tidak membawa laptop, diharapkan untuk berkumpul dengan siswa yang membawa laptop, agar sama-sama dapat belajar
Kemudian guru meminta siswa untuk menyebutkan apa saja yang dibutuhkan pada saat instalasi awal? (ini merupakan pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya)
Akuisisi dan Kinerja
4.      Persepsi selektif atas ciri stimulus

5.      Penyandian semantic



 6.      Retrieval dan respons




7.      Penguatan
Jawaban dari siswa kemudian disajikan dengan di ketik di laptop, dan muncul dilayar Televisi

Kemudian, guru meberikan bimbingan belajar kepada siswa, tentang tata cara install Windows, dengan mencontohkan di Laptop dan ditampilkan di layar Televisi
Selanjutnya guru meminta siswa untuk mempraktekkan apa yang telah dicontohkan oleh guru, dan meminta respon dari siswa. Begitu seterusnya hingga beberapa tugas selanjutnya.

Kemudian guru mendatangi satu-satu siswanya untuk memberi pengarahan dan bertanya dimana kira-kira siswa mengalami kendala.
Transfer Belajar
8.      Pemberian petunjuk retrieval*
9.      Generalisasi*
(Pada saat ini datang dua orang siswa laki-laki dari luar, untuk memanggil siswi yang tidak mengerjakan PR mata pelajaran sebelumnya)
*Waktu Observasi pun berakhir, sehingga saya tidak melihat proses pembelajaran hingga selesai.

Analisis Data dan Laporan

            Untuk memudahkan sistem analisa hasil observasi, saya menggunakan tabel 5.4, hal. 189, buku Learning and Instruction – Gredler,yaitu tabel ringkasan keterampilan intelektual dari yang sederhana ke yang kompleks. Dimana dalam tabel ini merupakan panduan saya dalam berproses, mulai dari persiapan observasi, melakukan observasi, memikir, dan membahas data observai, untuk dirangkum dalam bentuk laporan. Berikut tabel 5.4, hal. 189, buku Learning and Instruction – Gredler.

Tipe Kapabilitas
Deskripsi
Belajar Diskriminasi
Merespons secara berbeda pada karakteristik yang membedakan objek, seperti bentuk, ukuran, warna.
Belajar konsep/konsep konkret
Menggidentifikasikan objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu kelompok konsep, belajar melalui pertemuan langsung dengan contoh konkret.
Konsep yang didefinisikan
Belajar aturan klasifikasi (konsepnya adalah abstrak; tidak ada contoh konkret).
Belajar aturan
Merespons satu kelompok situasi denan kelompok kinerja yang merepresentasikan kaitan.
Belajar kaidah yang lebih tinggi (pemecahan masalah)
Memilih aturan subordinat dari ingatan untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikannya pada urutan yang tepat.

            Belajar diskriminasi merupakan kapabilitas intelektual yang paling sederhana, dimana ini merupakan tahap awal ketika observer mencoba untuk melakukan persiapan observasi. Observer mencoba mencerna maksud dari petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Pengampu, dan mampu utnuk membedakan setiap petunjuk yang ada, juga mengaitkan dengan teori yang ada di buku. Termasuk melakukan pemilihan tabel yang akan digunakan sebagai panduan apa saja yang akan dilakukan saat observer, dan melakukan pemilihan tabel yang akan digunakan sebagai panduan saat membuat analisa dan laporan hasil observasi.
            Belajar konsep/konsep konkret adalah kapabilitas selanjutnya yang akan dilakukan setelah memenuhi kapabilitas awal. Ini sesuai dengan tahapan saat setelah observer memahami dan memilih tabel mana yang akan digunakan untuk panduan observasi dan pembuatan analisa laporan, observer lalu melakukan kegiatan langsung observasi untuk mengidentifikasi isi dari teori (Sembilan tahapan belajar, pada Tabel 5.7, hal. 199) dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan mendatangi langsung sekolah yang telah ditentukan sebelumnya (SMK Tritech Medan). Apakah proses pembelajaran yang dilakukan/diterapkan disekolah sesuai dengan teori yang ada dibuku (Sembilan Tahapan Belajar).
            Kemampuan/kapabilitas selanjutnya yang dilakukan adalah mampu mendefinisikan konsep, yaitu mempelajari konsep abstrak berdasarkan definisi konsep. Untuk dapat membuat laporan dari hasil observasi, observer harus mampu memahami keseluruhan dari teori yang telah dipelajari sebelumnya, ini dilakukan agar dapat menghubungkan informasi dari penerapan yang di amati dengan teori berdasarkan tabel 5.7 tentang Sembilan tahapan belajar. Dengan begitu, hasil data observasi dapat dituangkan dalam bentuk analisa dan laporan.
            Tahap selanjutnya belajar aturan, merupakan kemampuan untuk merespon suatu kelompok situasi stimulus dengan kelompok kinerja, kemudian kinerja in dikaitkan dengan stimuli dalam kelompok relasi khusus. Hal ini dilakukan oleh observer setelah memahami teori dan kaitannya dengan hasil observasi yang telah didapatkan. Dimana pada kelas X-TKJ1, ke-9 tahapan belajar yang dikemukakan dalam tabel 5.7, hal 199, buku Learning and Instruction, cukup diterapkan dalam proses belajar mengajar, yang pada saat itu mata pelajaran yang sedang berlangsung adalah Instalasi Sistem Operasi Dasar. Guru tampak teroganisir dalam mengajar, dimana pada tahap awal guru menarik perhatian siswa dengan bertanya apa yang telah dipelajari pada pelajaran sebelumnya. Setelah itu, guru memberitahu apa yang akan dipelajari pada pertemuan hari itu dan tujuan dari pembelajaran, guru juga merangsang ingatan siswa dengan memberi pertanyaan kecil sehubungan pembelajaran sebelumnya. Siswa merespon cukup baik pada pertanyaan yang diberikan, sehingga terlihat suasana kelas yang sangat hidup. Setelah itu guru mulai memberikan pelajaran dan memberikan contoh kepada para siswa melalui layar Televisi. Kemudian siswa diminta untuk mandiri, dan mempraktekkan apa yang telah dicontohkan oleh guru, dan peran guru dalam kelas cukup aktif. Dimana guru tidak hanya duduk diam saat siswa mulai latihan mempraktekkan apa yang sudah diajari, namun guru berkelililng untuk memberikan arahan-arahan kecil dan memastikan seluruh siswa mampu menguasi bahan ajar. Guru juga memberikan respon dan umpan balik terhadap kinerja siswa. Hal ini menunjukkan bahwa antara siswa dan guru saling bekerja sama dalam proses belajar mengajar, sehingga suasana ruangan kelas cukup aktif, kondusif dan teroganisir.
            Kapabilitas terakhir/ ketempilan yang paling kompleks adalah belajar kaidah yang lebih tinggi (pemecahan masalah). Kemampuan ini dilakukan saat observer menyusun laporan sedemikian rupa, menemukan kombinasi yang tepat dalam penyusunan dan analisa laporan dari hasil observasi, dan aplikasi dalam tahap penulisan. Tidak hanya kemampuan pemahaman terhadap teori yang diperlukan namun juga kemampuan untuk saling mengaitkan teori dengan data observasi juga proses menganalisa hasil sehingga laporan dapat terselesaikan sesuai dengan harapan Pengampu.

Potret Kelas dan Suasana Belajar 

Gambar diambil ketika siswa perempuan sedang tidak dikelas, makanya banyak bangku terlihat kosong..
 Ket: Saat Guru mengajar pada siswa








Ket: Saat guru memberi arahan kecil pada salah satu siswa
 
KESIMPULAN DAN SARAN

Untuk kelas yang saya observasi, siswanya cukup patuh kepada guru dan bersikap sopan. Mungkin karena kelas 1 kali ya? ^_^
Hasil dari pengamatan saya, menggunakan panduan tabel 5.7 (telah terlampir sebelumnya), secara keseluruhan tahapan pembelajaran sesuai dengan tabel diterapkan oleh guru yang mengajar di kelas X-TKJ1. Hanya saja, tidak seluruh proses belajar dapat saya amati, dikarenakan keterbatasan waktu pengamatan yang observer miliki.
Saran saya, semoga sekolahnya cepat selesai dibangun, dan dari hasil observasi kami dapat memberikan inspirasi baru jika ada kekurangan dalam pembelajaran. Dan untuk observer sendiri, mampu untuk lebih cekatan dan detail dalam observasi..

TESTIMONI

            Saya merasa senang mengikuti kegiatan observasi di sekolah seperti ini. Selain menambah pengalaman baru, saya juga dapat mengetahui tempat-tempat baru yang belum saya kethaui sebelumnya. Secara, saya adalah pendatang di kota Medan. Cukup menyenangkan saat observasi kemarin, karena saya belajar banyak hal, dan ternyata sekolah itu dimana aja sama, dulu saya mengira sekolah-sekolah di Medan akan gimanaaaa gitu, jauh berbeda dengan di Aceh, namun ternyata sama saja… hehehe.. siswanya tetep aja ada yang bandel.. Overall menyenangkan….

Template by:

Free Blog Templates