Senin, 14 Maret 2011

INTELEGENSI




Intelegensi adalah kemampuan kognitif yang dimiliki individu untuk mempelajari pengalaman baru, menalar dengan baik dan menyelesaikan masalah dengan efektif. Konsep intelegensi telah menjadi skootroversi dan debat panas, sebagai reaksi gagasan bahwa setiap orang punya kapasitas mental umum yang dapat diukur dan dikuantifikasi dalam angka. Intelegensi terbagi dua, yaitu :
  • Fluid Intellegensi adalah kemampuan untuk mempelajari strategi baru dalam menghadapi masalah-masalah baru.
  • Crystallized Intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan informasi-informasi yang telah ada untuk menyelesaikan masalah yang telah familiar.
Pengukuran Intelegensi
                Orang yang pertama kali mengembangkan kegunaan tes intelegensi adalah Alfred Binet. Binet mengembangkan konsep mental age (MA), yakni level perkembangan mental individu yang berkaitan dengan perkembangan ain. Kemudian pada tahun 1912, William Stern menciptakan konsep intelligence quotient (IQ), yaitu usia mental sesorang dibagi dengan usia kronologis (chronological age – CA), dikalikan dengan 100. Jadi rumusnya :

 MA/CA x 100




Di United States, tes binet direvisi kembali oleh Lewis Terman dari Stanford University, dan dikenal dengan nama tes Stanford-Binet Intellegence Scale. Tes serupa juga dikembangkan oleh David Wechsler, yang dikenal dengan Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC-IV), dan  Wechsler Adult Intellegence Scale, Revised, atau WAIS-R.
                Intelegensi setiap orang tentunya berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengarhi oleh beberapa faktor, yaitu :
  • Faktor Keturunan
Keturunan menjadi salah satu faktor penting yang memperngaruhi intelegensi. Ini dapat dilihat pada pengamatan kasus kembar fraternal. Walau diadopsi dan dibesarkan di rumah yang terpisah, IQ mereka tetapp berkorelasi sangat ttinggi, walaupun bahkan mungkin mereka tidak saling kenal dengan orang tua aslinya.
  • Faktor Lingkungan
Ini berarti lingkungan anak dapat meningkatkan intelegensi mereka, dan secara tidak langsung berarti lingkungan anak, bisa meningkatkan prestasi sekolah dan penguasaan keahlian yang dibutuhkan dalam bekerja.

Sumber :
Santrock, John W. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Edisi Kedua, Cetakan Ke-3. Jakarta:Kencana
Lahey, Benjamin B. 2007. Psychology: an introductioan, 9th Edition. Amerika, New York: McGraw-Hill Companies.
By : sRi Rizki AmANda

Selasa, 08 Maret 2011

HoRror Tour....

Jalan-jalan yuuuk... berikut ada beberapa tempat yang cukup memacu adrenalin yang kental dengan mitos horror... come on...!!!!!!!!!!!!!
Leap Castle, Irish
 
Lembab dan aroma tanah langsung menyergap indera penciuman kita, begitu menginjakkan kaki ke kastil yang ada di County Offally, sekitar 4 km sebelah utara dari Roscrea, Irlandia ini. Bangunan yang aslinya disebut Leap of the O’Bannons atau Lein Ui Bhanain ini masih terlihat kokoh, meski dibeberapa tempat termakan usia. Imagine bila malam-malam kita sendiri jalan-jalan menyusuri tempat ini. I’ve got goosebumps. Konon, salah satu bagian dari bangunan berbentuk kastil ini memperoleh julukan bloody chapel. Kejadian lengkapnya sichh, saat pendeta O’Carroll memimpin sebuah acara di chapel keluarga, tiba-tiba datang musuh saudaranya yang langsung menghunuskan pedang kke arahnya. Pendeta itu tewas seketika di altar, tepat di depan keluarganya. Kini kita bisa datang kelokasi ini, sekedar buat foto atau menyusuri lorong-lorongnya yang berdinding batu. Pohon-pohon dan rumput yang dibiarkan tumbuh liar disekitarnya juga membuat suasana magis kian terasa.
Auschwitz Birkenau, Polandia
 
Jalan-jalan kenegara ini, selain bisa berburu souvenir, kamu juga perlu uji nyali nih dengan ikutan tur ke tempat yang punya nilai sejarah. Auschwitz Birkenau. Brrr!! Dingin. Baru ngebuka pintunya saja, suara engselnya yang berkarat, sudah seperti mengiris hati. Opss! Lolongan anjing terdengar sayup-sayup. Jangan mundur, meski ada burung gagak bertengger di pohon menjulang, tepat tak jauh dari pintu masuk gedung tua ini. Matanya seakan menatap tajam, memperhatikan segala gerak-gerik setip orang yang datang penuh curiga.
And you know what? Rasanya ada banyak mata yang mengawasi. Bukan sepasang atau dua pasang, tapi ribuan! Huuuh. Kita harus bisa menepis rasa ketakutan yang berlebihan. Meski dalam hati, kita bisa rasakan hawa dingin yang tidak biasanya. Seakan siap membekukan siapapun yang masuk ke gedung ini.
Yuk kita susuri ruang demi ruang. Sunyi. Sesekali terdengar gemerisik dinding yang dilapis seng berkarat. Kengerian yang sulit untuk digambarkan denggan kata-kata, langsung menyergap, saat kita memasuki ruang demi ruang. Gedung ini memang gedung yang dijadikan tempat tawanan Jerman waktu perang dunia sekitar 1940-an. Aroma gas tercium tiba-tiba. Rasanya begitu mencekik, hingga kita suka berhalusinasi. Rasanya paru-paru ini terhimpit, sulit bernafas. Saat-saat seperti ini, jangan pernah lupakan untuk berdoa menurut kepercayaan masing-masing guys...
Ssssttt... apa tuh? Ada beberapa wanita separuh baya melenggang begitu saa, melewati pintu utama yang ada penyekatnya dari kayu gelondongan berukuran besar. Baju mereka seadanya, lusuh, tak jelas lagi warnanya. Mereka sesekali memandang kita penuh curiga, lantas menghilang begitu saja menembus tembok... Uuppss...they’re gone!
Derit pintu yang dibuka dan suara kaki setangah diseret, terdengar lagi. Makin dekat dan dekat. Kaki yang diseret itu kelihatannya membawa beban yang begitu berat. Ouch! Konon, tempat yang juga dijadikan sebagai barak atau kamp pengasingan, sekaligus kuburan massal tawanan perang ini masih menyisakan roh-roh korban yang meninggal di tempat itu. Hhiiiyyy...
Mereka korban dari kekejaman perang, tewas mengenaskan karena gas beracun. Sebelumnya, tak sedikit mengalami penyiksaan. Teriak kesakitan, tangis ketakutan, selalu terngiang-ngiang memilukan dan menakutkan. Buat yang tidak kuat iman dan suka melamun, jangan coba-coba ikut touring!
Auschwitz Birkenau Concentratrion Camp beroperasi saat Perand Dunia yang melibatkan Uni Soviet dan Jerman, sekitar Mei 1940 hingga Januari 1945. Sedikitnya 2,5 juta orang tewas mengenaskan. Saat itu ada pembersihan ras waktu Hitler memimpin. Laki-laki, dikumpulkan dalam satu barak. Perempuan dan anak-anak dikumpulkan dalam barak yang berbeda. Tapi akhirnya, mereka disekap dalam ruangan tertutup rapatyang dialiri gas, seperti adegan dalam film-film Hitler. Ternyata adegan di film itu kejadian nyata.
Tahun 1942, 175 ribu orang lebih berdarah Yahudi, juga tewas dengan gas. Lantas jenazah mereka dibakar atau dikremasi, tanpa dikebumikan dengan layak. Hitler mulai menggunakan tempay ini sekitar tahun 1943. Lanati dasar buat hukuman gas, lantai dua buat kremasi jenazah. Sekali eksekusi, ada sekita 4.000 orang. Bisa dibayangkan, betapa mengerikannya tempat ini.
Banyak keluarga korban dan turis yang meneteskan air mata setiap kali mengunjungi tempat ini. Setiap orang ynang memotret tempat ini, foto-fotonya sering menangkap bayangan asing, tidak jarang pengunjung juga merasa ada yang menepuk bahunya, tapi sebenarnya tidak ada siapa-siapa disamping mereka.
Pemerintah setempat memang membuat tempat ini sebagai salah satu tempat tujuan wisata saat ini. Siapa pun yang punya nyali boleh ikut touring, asal resiko dicolek makhluk halus atau mendengar suara-suara mengiriskan hati, ditanggung sendiri!
Mau mencoba????

Template by:

Free Blog Templates