Senin, 25 April 2011

Apa saja Kompetensi yang Harus dimiliki Konselor Dalam Memberikan Bimbingan dan Konseling??


                Seorang psikolog sekolah idealnya berkompeten dalam berbagai ranah. Namun, pada kenyataan sehari-hari tidak semua konselor memiliki seluruh kompetensi tersebut. Kebanyakannya hanya dapat menguasai lebih dalam satu bidang di banding bidang lain. Berikut kompetensi yang dibahas adalah bidang yang dimiliki oleh psikolog sekolah menurut Ysseldyke (1986).
  • Managemen Kelas. Hal ini penting diterapkan oleh guru, karena banyak guru yang mengalami kesulitan dalam mengelola kelas. Managemen kelas yang dapat dipelajari oleh psikolog sekolah antara lain : memulai tahun ajaran baru, membuat strukutr lingkungan belajar yang efektif dan menangani situasi kritis. 
  • Komunikasi dan Konsultasi Antar Pribadi. Psikolog harusnya tahu mengenai perkembangan dan penerapan keterampilan interpersonal sebagai bekal dalam melakukan konsultasi. Karena banyak masalah yang timbul dalam lingkungan pendidikan adalah pengaruh komunikasi interpersonal. Guru kurang efektif berkomunikasi dengan siswa, dengan guru lain, dengan karyawan sekolah dan orangtua siswa. 
  • Keterampilan Dasar Akademik dan Kehidupan. Psikolog sekolah adalah orang yang seahrusnya tahu banyak mengenai teori belajar dan aplikasinya dalam proses pendidikan. Banyak pengetahuan mengenai psikologi erat kaittannya dengan pengajaran akademik maupun keterampilan dalam kehidupan (seperti perkembangan kemandirian dan perilaku adapatif). 
  • Keterampilan Afektif/Sosial. Psikolog sekolah harus siap menjadi fasilitator dalam mengembangkan program instruksional untuk siswa dan melakukan pelatihan keterampilan-keterampilan afektif dan sosial. 
  • Keterlibatan Orangtua. Keterlibatan orangtua dalam pendidikan sekolah sangatlah dibutuhkan. Psikolog sekolah ada dalam posisi untuk membantu kerja sama da komunikasi anatar orangtua dengan sekolah. Bahkan untuk kasus-kasus tertentu pengetahuan mengenai konseling keluarga perlu diterapkan. 
  • Struktur dan Organisasi Kelas. Hal diterapkan untuk pemecahan permasalaha kelas, seperti struktur kerja sama mencapai tujuan, pengajaran oleh teman sebaya, fasilitas dan sarana, dan sebagainya. 
  • Pengembangan dan Perencanaan Sistem. Psikolog dapat menyumbang banyak dalam hal pengorganisasian sekolah dan perencanaan program. Pengetahuan berdasar psikologi dapat diterapkan dalam mengembangkan sistem pengukuran yang afektif, sistem pengembangan staf, penggunaan teknologi dalam managemen informasi dan pengajaran, dan pendekatan formal dan informal untuk mengevaluasi program dan merencanakan perubahan, dan pemecahan masalah berdasar sistem. 
  • Pengembangan Ketterampilan Staf. Psikolog dapat berperan dalam seleksi, penempatan, maupun perencanaan pengembangan staf. 
  • Perbedaan Individual dalam Perkembangan dan Belajar. Pengetahuan psikologi banyak berkaitan langsung untuk membantu pemahaman personalia sekolah mengenai perbedaan individual. 
  • Hubungan Sekolah dengan Masyarakat. Berdasarkan pengetahuan mengenai koordinasi dan kerja sama antar lembaga, psikolog sekolah dapat membantu staf dalam mengkoordinasikan kegiatan dengan lembaga luar sekolah, seperti biro konsultasi dan lembaga kesehatan masyarakat. 
  • Pengajaran. Adanya teoori belajar yang berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar, psikolog sekolah dapat membantu guru mengajar secara efektif. Juga dapat membantu guru menambah intensitas belajar siswa, menetapkan harapan yang realistik bagii anak didiknya, memotivasi mereka untuk belajar, dan meningkatkan langsung cara mengajar. 
  • Isu Etika dan Hukum. Psikolog diharapkan memiliki cukup pengetahuan mengenai hukum dan etika, profesional maupun standar. 
  • Pengukuran dan Evaluasi. Psikolog sekolah harus menngumpulkan data verifikasi dan identifikasi masalah, serta untuk membuat keputusan mengenai individu atau kelompok individu. 
  • Perhatian Mengenai Budaya yang Berbeda-beda. Psikolog sekolah diharapkan memiliki cukup pengetahuan mengenai berbagai latar budaya ini dan menggunakannya untuk dapat berfungsi secara efektif. 
  • Penelitian. Psikolog sekolah terampil dalam melakukan dan mengiterpretasikan hasil reset yang diperlukan dalam penerapan psroses pendidikan.

Sumber :
Sukadji, S. 2000. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Sabtu, 23 April 2011

Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah


Psikologi Pendidikan
            Menurut para ahli, psikologi Pendidikan adalah :
Arthur S. Reber (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu psikologi yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam hal-hal sebagai berikut :
a. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas
b. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
c. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
d. Sosialisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan pendayagunaan ranah kognitif
e. Penyenggaraan pendidikan keguruan

Barlow (Syah, 1997 / hal. 12) Psikologi pendidikan adalah “...... a body of knowledge grounded in psychological research which provides a repertoire of resource to aid you in functioning more effectively in teaching learning process”. Psikologi pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan serangkaian sumber-sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas-tugas seorang guru dalam proses belajar mengajar secara efektif.

Tardif (Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan adalah sebuah bidang studi yang berhubungan dengan penerapan pengetahuan tentang perilaku manusia untuk usaha-usaha kependidikan.

Witherington (Buchori dalam Syah, 1997 / hal. 13) Psikologi pendidikan sebagai “ A systematic study of process and factors involved in the education of human being”.
Psikologi pendidikan adalah studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
            Jadi, dapat disimpulkan bahwa Psikologi Pendidikan adalah bidang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkup pendidikan. Psikologi pendidikan bermaksud untuk menerapkan psikologi ke dalam proses yang membawa perubahan tingkah laku. Cabang psikologi ini berfokus pada proses, dimana informasi, keterampilan, nilai, dan sikap diteruskan dari guru ke siswa dalam kelas. Membantu siswa dalam menerapkan pengertian metode psikologi untuk menyelesaikan masalah dalam situasi belajar dan mengajar.
            Psikologi pendidikan berperan penting dalam peningkatan mutu siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi kedalam dunia pendidikan. Psikologi dengan objek manusia (tingkah laku), sedangkan pendidikan berorientasi pada perubahan perilaku siswa, cocok untuk dipadukan dengan harapan mendapatkan perilaku siswa yang diinginkan.
Seorang psikolog pendidikan harus tahu dan memahami kondisi siswanya, memahami perbedaan individual, implikasi perbedaan fisikdan psikologik antara laki-laki dan perempuan, dan perbedaan peran dan harapan antar keduanya. Selain itu psikolog pendidikan perlu terlibat dalam perencanaan kurikulum dan prosedur mengajar-belajar yang didasari ilmu mengenai belajar dan perlu penelitian-penelitian untuk menguji evektifitas prosedur didalam situasi sekolah.


Psikologi Sekolah

           Psikologi sekolah adalah bidang psikologi yang berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.
Peran psikolog sekolah adalah:
  • Konsultasi  guru, orang tua, administrator, dan penyedia layanan kesehatan jiwa masyarakat tentang belajar, sosial, dan masalah perilaku
  • Terlibat dalam kegiatan sekolah mencakup kesehatan mental 
  • Membantu pendidik dalam melaksanakan aman, kelas sehat dan lingkungan sekolah; 
  • Memberikan pengajaran keterampilan pengasuhan, strategi pemecahan masalah, penyalahgunaan zat, dan topik lainnya yang berkaitan dengan kesehatan sekolah; 
  • Melakukan penelitian tentang instruksi yang efektif, manajemen perilaku, program-program sekolah alternatif, dan intervensi kesehatan mental; 
  • Menilai dan mengevaluasi berbagai masalah yang berkaitan sekolah dan aset anak dan remaja di sekolah yang ditugaskan;
  • Intervensi langsung dengan siswa dan keluarga melalui konseling individu, kelompok pendukung, dan pelatihan keterampilan;
 Psikolog sekolah lebih spesifik merujuk pada profesi yang menjembatani psikologi dan pendidikan untuk mengatasi masalah sekolah yang terkait, termasuk yang kepedulian anak-anak, guru, orang tua dan keluarga, serta organisasi sekolah.
Psikolog sekolah lebih cenderung untuk terlibat dalam pelayanan yang ditujukan untuk mencegah masalah kesehatan mental dan gangguan perilaku berat, atau untuk melakukan intervensi pada tahap awal untuk mencegah masalah yang lebih serius. Mereka juga lebih cenderung untuk bekerja dengan guru dan orang tua untuk meningkatkan pengajaran di kelas.

Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah

Psikologi Sekolah berhubungan dengan mengidentifikasi anak-anak dalam sistem sekolah yang berfungsi pada tingkat yang lebih tinggi dari pendidikan untuk usia serta anak-anak yang menunjukkan perilaku pola-pola tertentu seperti ADHD, disleksia atau hambatan berbicara. Perhatian juga diberikan kepada anak-anak yang cacat mental atau fisik. Psikologi Pendidikan berperan membantu dengan mendiagnosis dan memberikan alat untuk mengobati, membantu atau berurusan dengan perilaku atau tantangan.

Sumber :


Senin, 18 April 2011

Pentingkah Psikologi Sekolah??


            Psikologi sekolah adalah peran psikolog yang membantu sekolah-sekolah dalam menguji untuk menentukan anak yang memenuhi syarat dan ditempatkan di program pendidikan khusus, juga sebagai konsultan guru-guru dan para orang tua (Lahey, 2007). Psikolog sekolah, disamping menguasai psikologi secara umum, dan bimbingan konseling, di tuntut pula memahami beberapa hal :
  • Proses pendidikan
  • Berbagai sistem organisasi dan administrasi sekolah
  • Sumber daya yang dapat dimanfaatkan 
  • Peran masing-masing personalia disekolah
Bimbingan dapat diiartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain dalam membuat keputusan yang bijaksana dan dalam penyesuaian diri, serta memecahkan masalah kehidupan mereka. Tujuan dasar bimbingan adalah mengembangkan potensi individu untuk mampu memecahkan masalah-masalahnya. Biasanya bimbingan ini diberikan secara individual, namun dapat juga dilakukan dalam bentuk kelompok. Pelayanan konseling dapat digabungkan dengan pelayanan konseling. Konseling dapat diartikan sebagai proses bantuan utnuk memecahkan masalah-masalah pribadi (Blum & Balinsky, 1973).
Tujuan dilaksanakannya bimbingan dan konseling di sekolah-sekolah adalah peningkatan perkembangan dan penyesuaian diri seutuhnya, termasuk pencapaian prestasi belajar yang optimal. Tujuan yang sifatnya peningkatan perkembangan, pusat perhatiannya adalah membantu siswa mencapai kemampuan psikologik semaksimal mungkin sesuai tingkat perkembangan pada usianya.
Untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, pelaksanaan bimbingan (da konseling) perlu diorganisasikan dan didukung dengan tata administrasinya. Dimana langkah pertama adalah menganalisis kebutuhan siswa dan menentukan mana yang dapat dipenuhi oleh sekolah. Kemudian diikuuti dengan survei mengenai program da personalianya yang tengah berlaku, dan mengamati apa yang telah dilaksanakan dan apa yang potensial perlu perubahan. Perencanaan kemudian melibatkan staf yang ada, dan merencanakan tugas dari posisi atau jabatan yang ada. Disini diperlukan analisis jabatan, yang kemudian unrtuk menyusun deskripsi pekerjaan dan jadwal waktu untuk pelaksanaan tugas-tugas yang dikehendaki tersebut. Pelayanan yang dan tugas dari bimbingan konseling adalah :
  • Berbentuk konseling, yang diartika sebagai hubungan profesional antara konselor yang terlatih dengan klien, dan dapat juga berlangsung secara berkelompok.
  • Pengelolaan data pribadi (inventori individual) berupa kegiatan yang dilaksanakan untuk mengumpulakn data mengenai siswa-siswa dalam rangka membantu siswa dalam proses belajar-mengajar maupun dalam proses konseling.
  • Pengelolaan informasi mengenai berbagai macam pekerjaan, pendidikan, dan informasi sosial-personal.


Sumber :
Sukadji, S. 2000. Psikologi pendidikan dan psikologi sekolah. Depok: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia

Lahey, Benjamin B. 2007. Psychology : an introduction, 9th ed. McGraw-Hill Companies : Americas, New York

Oleh : Sri RizKi AmandA (10-017),

Senin, 11 April 2011

Anak berkebutuhan khusus, haruskah dikucilkan? Bagaimana harusnya kita bersikap???


                Pernah saya membaca suatu artikel tentang sekolah luar biasa yang berada disalah satu kota besar di Indonesia. Dalam artikel disebutkan, seorang pengajar menuturkan bahwa ketika pagi hari para orang tua murid mengantarkan anaknya tersebut kesekolah, namun sewaktu jam sekolah berakhir, beberapa dari orang tua tersebut tidak kunjung datang untuk menjemput anaknya kembali hingga menjadi tanggungan pihak sekolah 100%. Betapa sesungguhnya anak tersebut memang tidak diinginkan kehadirannya. Sungguh memilukan bukan??? Tidak seharusnya para orang tua bersikap seperti itu, karena peran orang tua, guru dan lingkunganlah yang sangat dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus.
                Berikut adalah pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan mengalami gangguan (disorder).
Gangguan Indra
a.       Gangguan Penglihatan. Tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (berupa sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik (Bowe, 2000).
b.      Gangguan Pendengaran. Anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas reguler. Ada dua kategor pendekatan pendidikan  dalam membantu anak yang mempunyai masalah pendengaran, yaitu : pendekatan oral, dengan menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan lainnya; pendekatan manual adlah pendekatan dengan bahasa isyarat dan pengejaan jari (finger spelling).
Gangguan Fisik
a.       Gangguan Ortopedik, berupa keterbatasan gerak atau kurrang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan lini bisa disebabkan oleh problem prenatal, maupun perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit maupun kecelakaan saat anak-anak. Dengan bantuan alat adaptif dan teknoloogi pengobatan, anak dengan gangguan ini bisa berfungsi noromal dikelas (Boyles & Contadino, 1997).
b.      Cerebral Palsy, gangguan berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini (Keyboard, dan pena dengan cahaya sebagi pointer). Synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasii, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi.
c.       Gangguan Kejang-kejang. Epilepsi merupakan jenis gangguan lyang paling sering ditemukan, dimana gangguan syaraf yang ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor (kejang-kejang). Disekolah guru harus lebih memberi perhatian kepada murid-muridnya. Seorang anak yang banyak melamun bisa jadi merupakan tanda epilepsi ringan.
Retardasi mental
Kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tidaklah disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit maupun cedera otak. Ada 4 tipe retardasi mental :
                Ringan (Mild)     IQ = 55-70
                Moderat              IQ = 40-54
                Berat                     IQ = 25-39
                Parah                    IQ = <25
Penyebab :
a.       Faktor Genetik, bentuk paling umum adalah Down Syndrome dan Fragile X Syndrome.
b.      Kerusakan otak.
Apa yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus tersebut bukanah suatu hal yang harus kita jadikan aib. Mereka membutuhkan kita sebagai orang normal untuk mensupport kehidupan mereka. Mungkin mereka kurang dalam beberapa hal, tapi mereka pasti punya kelebihan ynag bahkan orang normal pun mungkin tidak miliki. Semangat mereka, senyuman yang tulus dari mereka salah satunya merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan..
Sumber :
Santrock, John W. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Edisi Kedua, Cetakan Ke-3. Jakarta:Kencana


By : sRi Rizki AmANda, 11 April 2011

Template by:

Free Blog Templates