Sabtu, 24 Maret 2012

Paedagogi Praktis Abad 21

Sebagai ilmu atau teori dan seni atau praktik mengajar, paedagogi termasuk dalam kategori “pengetahuan pedagogis formal” dan “pengetahuan pedagogis vernakular” (Mcnamara, 1991 dalam Sudarwan Danim, 2010). Paedagogi formal bermakna paedagogi teoritis atau ilmiah, sedangkan paedagogi vernacular merupakan kata lain dari paedagogi praktis. Paedagogi formal/ilmiah merupakan upaya mengembangkan prinsip-prinsip dan teori-teori paedagogi yang efektif melalui penelitianyang sistematis, lebih abstrak dan lebih umum dari paedagogi vernacular atau paedagogi praktis. Paedagogi formal didukung oleh pengalaman dasar yang kuat, istimewa, dan dibangun atas fondasi kajian empiric selama proses mengajar dan belajar (Moore, 2000).
Menurut Carpenter (2001) ada 2 fungsi penelitian paedagogis. Pertama, untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang pengajaran dan pembelajaran. Temuannya pada dasarnya bersiffat nonlinear. Kedua, untuk memungkinkan guru atau pendidik memahami, menjelaskan, membela, membenarkan, dan bila perlu memodifikasi paedagogi. Tujuan pertama melahirkan paedagogi teoritis dan tujuan kedua melahirkan paedagogi praktis. Hasil penelitian dari universitas, lembaga penelitian, peneliti perorangan, dan bahkan pengalaman praktis guru serta refleksi atas paedagogi effektif merupakan sumber kemjuan paedagogi ilmiah.
Konten paedagogi mengacu pada keterampilan paedagogis (pengajaran) yang guru gunakan untuk menanamkan pengetahuan khusus atau isi kurikulum kepada siswa. Guru yang efektif menampilkan berbagai keterampilan dan kemampuan yang mengarah untuk menciptakana lingkungan belajar di mana semua siswa merasa nyaman dan yakin akan dapat berhasil baik secara akademis dan pribadi. Kombinasi yang kompleks antara keterampilan dan kemampuan yang terintegrasi dalam standar pengajaran professional yang juga mencakup pengetahuan penting, kecenderungan, dan komitmen yang memungkinkan pendidik untuk berlatih pad tingkat tinggi.
Kegagalan banyak Negara mendanai pengembangan professional sebagian disebabkan karena mengabaikan paedagogi. Pengabaian pada paedagogi juga telah menyebabkan banyak sekolah menderita penyakit screensaver dan hanya menemukan sedikit keuntungan atas investasi teknologi baru untuk keperluan pengajaran dan pembelajaran. Serangkaian laporan telah mengidentifikasi kekurangan yang parah ddari pengembangan professional guru sebagai penyebab utama hasil yang mengecewakan atas aplikasi teknologi dan pelatihan perangkat lunak dengan mengabaikan paedagogi. Meskipun pendanaan Negara untuk teknologi yang berhubungan dengan pengembangan staff masih rendah, guru-guru diseluruh negeri mengatakan bahwa adalah tepat apa yang mereka butuhkan.


Oleh : Sri Rizki Amanda (10-017)
Sumber : Danim, Sudarwan & Khairil. 2010. Paedagogi, Andragogi, dan Heutagogi. Bandung: Alfabeta

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates