Senin, 11 April 2011

Anak berkebutuhan khusus, haruskah dikucilkan? Bagaimana harusnya kita bersikap???


                Pernah saya membaca suatu artikel tentang sekolah luar biasa yang berada disalah satu kota besar di Indonesia. Dalam artikel disebutkan, seorang pengajar menuturkan bahwa ketika pagi hari para orang tua murid mengantarkan anaknya tersebut kesekolah, namun sewaktu jam sekolah berakhir, beberapa dari orang tua tersebut tidak kunjung datang untuk menjemput anaknya kembali hingga menjadi tanggungan pihak sekolah 100%. Betapa sesungguhnya anak tersebut memang tidak diinginkan kehadirannya. Sungguh memilukan bukan??? Tidak seharusnya para orang tua bersikap seperti itu, karena peran orang tua, guru dan lingkunganlah yang sangat dibutuhkan oleh anak berkebutuhan khusus.
                Berikut adalah pengelompokan anak berkebutuhan khusus dan mengalami gangguan (disorder).
Gangguan Indra
a.       Gangguan Penglihatan. Tugas penting untuk mengajar anak yang menderita gangguan atau kerusakan penglihatan ini adalah menentukan modalitas (berupa sentuhan atau pendengaran) yang dengannya murid dapat belajar dengan baik (Bowe, 2000).
b.      Gangguan Pendengaran. Anak yang memiliki masalah pendengaran mendapatkan pengajaran tambahan di luar kelas reguler. Ada dua kategor pendekatan pendidikan  dalam membantu anak yang mempunyai masalah pendengaran, yaitu : pendekatan oral, dengan menggunakan metode membaca gerak bibir, speech reading, dan lainnya; pendekatan manual adlah pendekatan dengan bahasa isyarat dan pengejaan jari (finger spelling).
Gangguan Fisik
a.       Gangguan Ortopedik, berupa keterbatasan gerak atau kurrang mampu mengontrol gerak karena ada masalah di otot, tulang, atau sendi. Gangguan lini bisa disebabkan oleh problem prenatal, maupun perinatal (menjelang atau sesudah kelahiran), atau karena penyakit maupun kecelakaan saat anak-anak. Dengan bantuan alat adaptif dan teknoloogi pengobatan, anak dengan gangguan ini bisa berfungsi noromal dikelas (Boyles & Contadino, 1997).
b.      Cerebral Palsy, gangguan berupa lemahnya koordinasi otot, tubuh sangat lemah dan goyah (shaking), atau bicaranya tidak jelas. Komputer bisa membantu proses belajar anak yang terkena gangguan ini (Keyboard, dan pena dengan cahaya sebagi pointer). Synthesizer suara dan ucapan, papan komunikasii, serta peralatan talking notes dan page turners dapat meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi.
c.       Gangguan Kejang-kejang. Epilepsi merupakan jenis gangguan lyang paling sering ditemukan, dimana gangguan syaraf yang ditandai dengan serangan terhadap sensorimotor (kejang-kejang). Disekolah guru harus lebih memberi perhatian kepada murid-muridnya. Seorang anak yang banyak melamun bisa jadi merupakan tanda epilepsi ringan.
Retardasi mental
Kondisi sebelum usia 18 tahun yang ditandai dengan rendahnya kecerdasan (biasanya nilai IQ dibawah 70) dan sulit beradaptasi dengan kehidupan sehari-hari. Retardasi mental tidaklah disebabkan oleh kecelakaan atau penyakit maupun cedera otak. Ada 4 tipe retardasi mental :
                Ringan (Mild)     IQ = 55-70
                Moderat              IQ = 40-54
                Berat                     IQ = 25-39
                Parah                    IQ = <25
Penyebab :
a.       Faktor Genetik, bentuk paling umum adalah Down Syndrome dan Fragile X Syndrome.
b.      Kerusakan otak.
Apa yang dialami oleh anak berkebutuhan khusus tersebut bukanah suatu hal yang harus kita jadikan aib. Mereka membutuhkan kita sebagai orang normal untuk mensupport kehidupan mereka. Mungkin mereka kurang dalam beberapa hal, tapi mereka pasti punya kelebihan ynag bahkan orang normal pun mungkin tidak miliki. Semangat mereka, senyuman yang tulus dari mereka salah satunya merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan..
Sumber :
Santrock, John W. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Edisi Kedua, Cetakan Ke-3. Jakarta:Kencana


By : sRi Rizki AmANda, 11 April 2011

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates