Untuk bisa menjadi diri kita sendiri, kita harus terlebih dahulu mengenal siapa sih diri kita. Loch?? Memang selama ini kita gag kenal siapa kita?? Nama : Sri Rizki Amanda, mahasiswi Psikologi USU. Itu kenalkan.. kok dibilang gag kenal yha???? Pasti pembaca bingung... Gini deh, baca ajjah lebih lanjut apa yha maksudnya??
Mengenal diri bukan hanya kita tahu nama kita siapa, trus kita sekolah/kuliah/bahkan kerja dimana. Tapi mengenal diri yang dimaksud adalah bahwa kita harus tahu bagaimana penilaian positif maupun negatif diri kita dari orang lain. Berkaitan dengan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan kali ini, saya ingin membahas tentang pengenalan diri dengan sampel diri saya sendiri, dan mengaitkannya dengan salah satu teori kognisi. Yuuuuckk....
Saya adalah seorang anak pertama yang manja, penurut, dan tidak banyak menuntut, juga seorang yang mudah putus asa. Saya juga seorang yang mempunyai impian yang begitu tinggi sejak saya masih duduk dibangku SMP. Saya memimpikan banyak hal yang secara logika dengan kondisi diri saya bisa dikatakan mustahil untuk diwujudkan. Namun saya tidak peduli dengan kata orang yang mengomentari bahwa keinginan saya yang terlalu tinggi. Karena saya yakin sesuatu yang besar itu dimulai dari mimpi yang besar pula. Walau sering saya putus asa karena ejekan orang disekitar saya. Namun saya mencoba tetap untuk berusaha. Dengan sikap saya yang seperti ini, saya mencoba mengaitkannya dengan teori kognitif sosial Bandura (social cognitive theory). Dimana teori oleh Albert Bandura mengatakan bahwa faktor sosial dan kognitif, dan juga faktor perilaku memainkan peran penting dalam pembelajaran. Faktor kognitif mungkin berupa ekspektasi saya untuk meraih keberhasilan dan mencapai semua impian yang sejak dulu saya tanamkan dalam diri saya; dimana faktor sosial mungkin mencakup pengamatan diri saya terhadap perilaku orang tua saya. Menurut Bandura, tiga faktor utama (perilaku, kognitif, dan lingkungan) saling berinteraksi dan mempengaruhi pembelajaran.
Ada beberapa model Bandura yang menurut saya bisa dihubungkan dengan perilaku akademik diri saya.
- Kognisi memengaruhi perilaku. Saya mempunyai impian dimana karena impian tersebut, memotivasi saya untuk menyusun strategi kognisi, sehingga saya dituntut untuk berpikir secara lebih mendalam bagaimana saya dapat menyelesaikan masalah saya, yaitu mewujudkan semua impian yang saya punya. Impian saya disini adalah menjadi kebanggaan orang tua dan dapat masuk ke perguruan tinggi yang bagus. Strategi kognisi saya akan meningkatkan perilaku akademik dalam diri saya.
- Perilaku memngaruhi kognisi. Proses belajar yang saya lakukan (perilaku) membuat saya dapat masuk ke perguruan tinggi seperti yang saya harapkan, hingga menghasilkan suatu nilai positif dalam diri saya (Kognisi).
- Lingkungan memengaruhi perilaku. Lingkungan keluarga yang mendukung saya dalam bidang pendidikan membuat saya semakin giat untuk belajar secara efektif dan teratur, dan berharap utnuk dapat mewujudkan semua impian “gila” saya. Sehingga dalam pendidikan pun, nilai-nilai akademis saya meningkat.
- Perilaku memengaruhi lingkungan. Perilaku saya dengan giat belajar secara teratur, dapat meningkatkan prestasi akademis saya. Sebagai anak pertama, ini merupakan contoh yang baik bagi kedua adik saya. Karena hal ini memacu kedua adik saya untuk tidak malas dalam belajar.
- Kognisi memengaruhi lingkungan. Dengan prestasi akademis saya, membuat orang tua saya bangga terhadap anaknya, juga orang disekeliling saya tidak meremehkan saya lagi, bahkan mengikuti apa yang saya lakukan. (Terkesan memuji diri, tapi sebenarnya bukan itu tujuan saya, Maaf ya...)
- Lingkungan memengaruhi kognisi. Dengan lingkungan selain keluarga saya mulai mendukung apa yang saya harapkan, saya menjadi lebih tekun utnuk mewujudkan lebih banyak lagi impian saya. Dengan ini akan meningkatkan keterampilan berpikir saya.
Apa yang saya lakukan terrsebut disebut oleh Bandura self-efficacy, yakni keyakinan bahwa sesorang bisa menguasai situasi dan menghasilkan hasil positif. Self-efficacy mempunyai pengaruh besar terhadap perilaku.
Sumber : Santrock, John W. 2010. PSIKOLOGI PENDIDIKAN, Edisi Kedua, Cetakan Ke-3. Jakarta:Kencana
By : sRi Rizki AmANda
0 komentar:
Posting Komentar